Cari Blog Ini

Sabtu, 27 November 2010

Gangguan Sirkulasi part 2. Edema

B. Edema
Edema adalah penimbunan cairan yang berlebihan di antara sel-sel tubuh atau dalam berbagai organ tubuh, beberapa ahli juga menyebutkan definisi ’penimbunan cairan yang berlebihan dalam sel’. Cairan yang mengumpul dalam sebuah rongga, biasanya dinamakan efusi, misalnya efusi perikardium dan efusi pleura. Penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum biasanya disebut asites. Edema umum yang masih sering disebut anasarka. Hidrops dan dropsi adalah istilah yang dulu dipakai untuk menyatakan edema.

B.I Etiologi dan Patogenesis
Timbulnya edema dapat diterangkan dengan mempertimbangkan berbagai gaya yang pada keadaan normal mengatur pertukaran cairan melalui dinding pembuluh. Faktor-faktor lokal mencakup tekanan hidrostatik dalam mikrosirkulasi dan permeabilitas dinding pembuluh. Kenaikan tekanan hidrostatik cenderung memaksa cairan masuk ke dalam ruang interstisial tubuh. Karena alasan yang sederhana ini, kongesti dan edema cenderung terjadi secara bersamaan. Seperti yang sudah diterangkan dalam pembicaraan peradangan, maka kenaikan lokal permeabilitas dinding pembuluh terhadap protein memungkinkan molekul-molekul besar ini lolos dari pembuluh, dan secara osmotik cairan akanmenyertainya. Oleh karena itu, edema adalah bagian yang mencolok dari reaksi peradangan akut. Penyebab lokal lain pembentuk edema adalah obstruksi saluran limfatik, yang pada keadaan normal bertanggung jawab atas pengaliran cairan iterstisial. Jika saluran ini tersumbat karena alasan apapun, maka jalan keluar cairan yang penting ini akan hilang, mengakibatkan penimbunan cairan, yang disebut limfedema. Limfedema terdapat pada berbagai peradangan yang mengenai pembuluh limfatik, mungkin paling sering dijumpai secara tidak sengaja setelah eksisi atau iradiasi limfatik lokal sebagai bagian dari terapi kanker. Contoh khas jenis edema ini adalah pembengkakan pada ekstremitas atas yang kadang-kadang terlihat setelah mastektomiradikal dengan pemotongan kelenjar getah bening aksila.
Faktor-faktor sistemik dapat juga mempermudah pembentukan edema. Karena keseimbangan cairan bergantung pada sifat-sifat osmotik protein serum, maka keadaan yang disertai oleh penurunan konsentrasi protein ini dapat mengakibatkan edema. Pada sindrom nefrotik, sejumlah besar protein hilang dalam urine dan penderita menjadi hipoproteinemia dan edema. Hipoproteinemia pada penyakit hati tahap lajut juga dapat mempermudah pembentukan edema.

B.II Transudat dan Eksudat
Cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena bertambahnya permeabilitas pembuluh terhadap protein disebut eksudat. Jadi, edema peradangan merupakan eksudat. Cairan yang tertimbun di dalam jaringan atau ruangan karena alasan-alasan lain bukan akibat dari perubahan permeabilitas pembuluh disebut transudat. Gagal jantung merupakan penyebab utama pembentukan transudat. Kadang-kadang penting secara klinis untuk menentukan apakah penimbunan cairan tertentu itu merupakan transudat atau aksudat. Sebagai contoh, bila terdapat cairan eksudat di rongga pleura, dapat menyebabkan fibrotoraks (yaitu pleura parietal dan pleura visceral menyatu karena melekatnya fibrosa; dengan demikian untuk mengalirkan eksudat dibutuhkan slang drainase). Komplikasi itu tidak terjadi bila cairan pada pleura adalah transudat dan biasanya tidak memerlukan slang drainase. Eksudat dengan sifatnya yang alami cenderung mengandung lebih banyak protein daripada transudat dan oleh karena itu eksudat cenderung mempunyai berat jenis yang lebih besar. Selain itu, protein eksudat sering mengandung fibrinogen, yang akan mengendap sebagai fibrin, sehingga dapat menyebabkan pembekuan cairan eksudat. Transudat umumnya tidak membeku. Akhirnya, eksudat biasanya mengandung leukosit sebagai bagian dari proses peradangan, sedangkan transudat cenderung tidak banyak mengandung sel.

B.III Morfologi
Morfologi edema secara sederhana menyangkut pembengkakan bagin yang terkena pengaruh karena terlalu banyak cairan yang terkadung dalam ruang interstisial. Pembengkakan tersebut umumnya lunak dan dapat digerakkan, kecuali jika cairannya sebagian besar berada dalam ruang intraselular. Ciri yang terakhir ini digunakan secara klinis dalam menentukan diagnosis derajat edema yang tidak jelas. Walaupun mata kaki yang bengkak secara masif mudah didiagnosis hanya dengan inspeksi, edema ringan mungkin dapat juga ditemukan tanpa penglihatan khusus. Pada keadaan ini, tekanan ringan ibu jari pada sisi mata kaki akan memindahkan sedikit cairan edema untuk sementara, dan jika ibu jari dilepaskan akan terlihat lekukan pada jaringan yang berlangsung selama beberapa saat. Keadaan inidisebut pitting edema. Mobilitas cairan edema yang sama di dalam jaringan interstisial bertanggung jawab atas efek postural tertentu. Kadang-kadang, pada saat dimasukkan ke dalam rumah sakit untuk pertama kalinya, pasien terlihat menderita edem mata kaki, sebab selama penderita masih berjalan, edema akan bergerak menurut gravitasi sehingga akan terkumpul pada ekstremitas bawah. Namun, jika penderita sudah berada di tempat tidur untuk beberapa lama, dengan ekstremitas bawah tidak lagi berada pada posisi terendah, maka edema mata kaki akan mengecil dan dapat terlihat edema di sekitar sakrum.

B.VI Efek
Edema adalah suatu indikator penting untuk mengetahui ada sesuatu yang salah. Dengan kta lain, mata kaki yang membengkak tersebut tidak membahayakan pasien, mungkin hanya tidak indah dipandang, tetapi keadaan ini dapat menjadi indikator akan adanya protein yang hilang atau gagal jantung kongestif. Pada temapat-tempt tertentu, edema itu sendiri sangat penting. Edema paru yang hebat, seperti pada gagal jantung kiri merupakan keadaan darurat medis akut. Jika cukup banyak ruangan udara dalam paru terisi cairan edema, maka secara harfiah penderita itu akan mati tenggelam. Edema paru masif dapat mematikan dalam waktu beberapa menit. Derajat edema paru yang lebih ringan yang masih dapat ditoleransi kerja ventilasinya dapat membahayakan pasien yang harus telentang di tempat tidur. Pada keadaan ini cairan dapat terkumpul di bagian posterior basis paru dan berperan sebagai fokus berkembangnya bakteri pneumonia, disebut pneumonia hipostatik. Edema juga membahayakan nyawa jika mengenai otak karena tengkorak merupakan suatu ruangan tertutup tanpa ruangan cadangan. Ketika terjadi edema, otak membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak. Pada beberapa segi, pada kasus kasus yang berat, peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan aliran darah dalam otak dan mengakibatkan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar